MyZone

HIDUP ANTARA LELUCON SETENGAH MATI DAN SETENGAH HIDUP

Maaf jika lelucon saya tidaK lucu. Jelas karena saya tidaK bermaksud untuk melawak / membuat anda tertawa terbahak. Berbagi kisah ironis sandiwara hidup pura-pura. Berbagai sikap serampang dalam menggaris egois yang sentralis. Berbagai kata seronok tak senonoh dalam mendikte apa yang JANGAN kau lakukan.

LAKON PERTAMA.
Saya temui di sudut kota terhimpit polusi asap ibu kota. Sebut dia, Budi.hidup tanpa tujuan dengan baju kumal dengan menenteng sebuah gitar kecil dengan senar karet ditengah terik matahari yang menyengat  kulit, menghampiri setiap pengendara yang melewatinya. Umur 8 tahun, tidak tahu siapa ayahnya. Mungkin Bang Toyib. Karena setiap lebaran, dia tidak pernah pulang. Budi putus sekplah. Di jalanan die merasa gerah , tapi tidal pernah lelah. Budi tidak sekolah. Salah siapa? Keadaan? Entah. Sudah bosan saya bergelut tentang siapa yang salah dan yang paling salah. Di benak saya, saya bertanya-tanya. Ada berapa banyak BUDI di dunia yang tidak seberapa indah ini? Ada yang bilang, hidup memang berat jika jauh dari Agama. Saya kontan tertawa geli. Usah lah kau berkoar tentang suatu keyakinan yang hakiki. Bukan. Saya bukan mendeskriditkan.tapi, HEY!! Buaknkah MATAMU masih terbelalak hebat melihat realita? Hidup butuh uang, bung! Tidak perlu bertele-tele menyangkal kebenaran. Percuma. Sudah banyak orang munafik diluaran sana. Kau mau jadi bagian dari mereka? Silakan.. itu pilihan hidup. Tapi jelas Budi tidak punya pilihan selain ngamen demi sesuap nasi,bung. Salah siapa? Hahaha.
LAKON KEDUA.
Saya bertemu dengan bocah cilik berpenampilan perlente. Wangun disawang.kopen tur wangi. Sebut dia RUDI. Sedang enjoy main balap-balapan di timezone. Umur 8tahun. Sama seperti BUDI. Tapi, RUDI tidak putus sekolah, Bung! Ke sekolah saja diantar supir dengan kendaraan roda empat, sedan mewah, orang bilang itu Mazda Fairlady. Kira-kira edan atau tidak normalkah Life style RUDI? Silakan menilai. Monggo..RUDI. selalu mendapat apa yang diinginkan. Tanpa susah payah. Tanpa jerih payah. Karena sang ayah pintar spekulasi.pintar ambil peluang, bung! Peluang-peluang yang banyak nongol dalam gedung megah di senayan sana. Peluang apa kira-kira,kawan? Wong saat rapat browsing bokep saja tidak jadi soal kok. Ditengah rapat tertidur pulas pun, TETAP dibayar,bung. Yang penting ABSEN. Hahaha.. itulah peluang.. J
Itu Cuma secuil kisah jenaka dari saya. Lucu menurut saya,bung. Karena sebagian dari kita hidup terseok-seok dengan nafas tersengal-sengal, tidur beralaskan Koran, tidak makan 3 hari adalah hal yang biasa. Sebagian lagi, berjalan sombong dengan dagu terangkat layaknya Raja. Mengingkari NURANI demi DUNIAWI. Tidurpun, beralaskan kasur 50juta, bung!
Mereka sama-sama butuh UANG, bung. Tapi nyata terlihat bahwa kehidupan kita berat sebelah. Timpang. Apa yang bisa kita perbuat, saudaraku? Pertanyaan sepele dengan jawaban sepele. Ulurkan tangan kita, kawan. Bantu mereka yang tidak seberuntung kita. Jangan selalu melihat apa yang ada diatasmu. Jangan selalu merengek dan mengeluh tentang apa yang tidak kau miliki dalam hidup. Jangan pula pura-pura tidak melihat / bahkan mentiadakan keberadaan mereka. Karena mereka NYATA,saudaraku.karena kita memang hidup antara lelucon setengah hidup dan setengah mati.

Jogjakarta, 10 Mei 2011
Saya yang belum bisa berbuat banyak demi mereka yang tidal seberuntung saya, DIKHA PRAMESWARI.